Berikut adalah laporan dari hasil kegiatan perkuliahan MK DKV IV (Iklan Komersial) dari kelompok 501 dan 502. Untuk kelompok 501 dari total 36 mahasiswa hanya 30 mahasiswa yang mengumpulkan projek akhir, sedang kelompok 502 dari 30 hanya 19 mahasiswa yang mengumpulkan tugas akhir. Berarti total ada 49 karya desain yang telah terkumpul dari kelompok 501 dan 502. dari sekian banyak karya yang dibuat, saya memilih 6 karya terbaik agar dapat diapresiasi oleh mahasiswa lainya, semoga karya terbaik ini menginspirasi mahasiswa lain yang ”mungkin” kurang maksimal dalam berkarya. Ke-6 karya terbaik juga telah dipamerkan di galeri Fasilkom UDINUS pada 12-15 Januari 2010, karya tidak dapat dipamerkan keseluruhan karena keterbatasan tenaga display dan ruang.
Perlu diketahui dengan terpilihnya karya terbaik ini, bukan berarti mahasiswa bersangkutan secara otomatis mendapat nilai A. Nilai akhir merupakan akumulasi dari nilai tugas, Mid Semester, keaktifan konsultasi serta absensi. Pihak UDINUS juga telah mengeluarkan kebijakan bahwa mahasiswa yang absensinya tidak memenuhi syarat akan otomatis mendapat nilai E, meskipun mahasiswa tersebut mengumpulkan tugas proyek akhir. Dengan dipublikasikanya hasil dari DKV IV ini, harapan saya dapat memunculkan semangat baru di semester depan, menghasilkan karya yang lebih baik dan mahasiswa saling berkompetisi dalam hal karya dengan sportif. Dengan demikian DKV UDINUS dapat memenuhi standar mutu yang nantinya sangat berguna bagi masa depan mahasiswa.
Untuk pengambilan karya dapat dilakukan mulai hari ini sampai hari Senin, tgl 15 Februari 2010. Selebihnya dosen tidak bertanggung jawab apabila terjadi kehilangan atau kerusakan pada karya. Karya-karya yang bagus akan dikoleksi (dengan ijin mahasiswa bersangkutan) supaya menjadi reverensi bagi adik-adik kelas dalam menjalankan MK yang sama tahun depan. Berikut adalah 6 karya terbaik dari kel 501 dan 502, selamat dan sukses bagi mahasiswa pemilik dari karya-karya berikut :
Karya Terbaik 1
Perancangan Iklan Komersial Perusahaan Persewaan Perlengkapan Pesta PUNOKAWAN by MUHLISIN
Menggunakan jenis iklan bersambung, Iklan tersebut meminjam karakter dari mitologi Jawa yaitu Punokawan. Sebagai penunjang comersial content-nya karakter punokawan tersebut disajikan dengan konteks yang lebih modern. Muhlisin dengan sangat baik menggambarkan ke 4 karakter Punokawan yaitu Semar sebagai mandor, Petruk sebagai kameraman, Gareng sebagai operator Sound System, dan bagong sebagai teknisi listrik. Dalam konteks modern ke 4 tokoh tersebut meninggalkan atribut kewayangannya namun dalam visualisasinya tidak kehilangan spirit jawa. Kombinasi local content dan pesan konotasinya yang tertuang dalam menghidupkan kembali mitos Jawa inilah yang membuat karya dari Muhlisin didaulat menjadi terbaik pertama,
Karya Terbaik 2
Perancangan Iklan Komersial Studio Komik PAPYLON by FANDHI GILANG W
karya terbaik kedua oleh Fandhi mengangkat perusahaan komik lokal Papylon Semarang. Iklan tersebut menggambarkan sosok gadis kupu-kupu yang keluar dari cangkang kepompong. Studio Papylon merupakan studio lokal yang telah berhasil menembus pasar internasional, karena itulah Fandhi menyimbolkan dengan proses metamorfosis kepompong menjadi kupu-kupu. Dikuatkan dengan Headline ”from trifling to beuty” yang atinya dari sesuatu yang buruk menjadi indah maka harapannya pesan dalam iklan ini dapat ditangkap dengan mudah oleh audiens. Secara teknis dibuat dengan teknik digital painting painting yang sangat baikdan detail, namun dalam menggambarkan local content (Sayap bercorak batik) menjadi tidak optimal karena secara ilustratif sosok gadis tersebut digambar dengan style manga. Meski demikian dengan bobot local content serta pesan konotasi yang memadai iklan Papylon tersebut layak untuk didaulat menjadi karya terbaik kedua.
Karya Terbaik 3
Perancangan Iklan Komersial JEDHU Kaos Semarangan by MIRANTI
Iklan komersial produk T-Shirt Jedhu karya Miranti juga menggunakan teknik ilustrasi. Karya tersebut memiliki nuansa konotasi, pesan tidak secara harafiah tergambarkan namun disampaikan secara halus dan tidak menggurui. Jenis iklan ini sering juga disebut iklan berbisik, yang notabene banyak dianut oleh brand besar. Iklan Jedhu meminjam ikon kota Semarang yaitu ”warag”, namun warag tersebut berlaku seperti halnya seekor binatang peliharaan. Simbol gaya hidup orang Semarang diwakili oleh seorang pemuda berkaos Jedhu sedang jogging bersama dengan seekor warag. Dua pemudi + anjing peliharaan dibelakangnya melirik kearah pemuda tersebut karena tertarik (diwakili dengan gambar hati di mata anjing). Pesan konotasi bahwa Produk Jedhu merupakan kaos gaya-nya orang Semarang dikuatkan dengan tagline ”Dong Jemangan Ngotho Ratane” yang artinya orang Semarang punya gaya. Meskipun secara proporsi dan skill drawing karya tersebut tidak sebaik 2 karya sebelumnya, karya ini memiliki aplikasi media yang lengkap dan menarik, diantaranya adalah media folder yang dilipat berbentuk kaos. Oleh karena berbagai kelebihan dari aplikasi media, orisinalitas ide serta pesan local content-nya karya dari Miranti ini didaulat menjadi karya terbaik 3.
Karya Terbaik 4
Perancangan Iklan Komersial TEH BANDULAN PEKALONGAN by PUTRI
Minimalis dan elegan, gambaran itulah yang melekat dalam karya Putri untuk karyanya Iklan Komersial Teh Bandulan. Menggunakan teknik fotografi dan digital imaging, penggambaranya sederhana yaitu dengan menggambarkan poci yang mengeluarkan asap, dan asap tersebut membentuk sosok pasangan yang bahagia. Nilai local content muncul dari bentuk khas poci yang ”njawani”, sedangkan pesan konotasi muncul dari bentuk asap yang menyimbolkan pesan bahwa teh Bandulan membuat suasana menjadi lebih santai dan hangat. Meskipun dalam eksekusinya, efek asap tidak terbentuk secara sempurna, karya tersebut memiliki layout yang rapi serta warna yang harmonis, sehingga enak dilihat serta memberi kesan elegan dan prestigius.
Karya Terbaik 5
Perancangan Iklan Komersial Perusahaan Jasa LTH SEMARANG by Bayu Bastian
Karya Bayu Bastian lebih mengedepankan pesan simbolik lewat pendekatan ikonik. Banyak ikon yang muncul dalam karya iklan ini, sebut saja ikon pesawat, ikon garis titik-titik (simbol perjalanan) serta ikon marka (simbol pesaing). Ikon tersebut ditata sedemikian rupa dalam sebuah labirin. Secara konotatif menampilkan potisioning dari perusahaan LTH yang menggunakan jalur udara dalam pengiriman barang sehingga lebih cepat dari perusahaan pengiriman barang lainnya karena memakai jalur darat (digambarkan dengan labirin). Sayangnya Iklan buatan Bayu Bastian lemah dalam hal local content, hanya dengan siluet transparan berbentuk Lawang Sewu sebagai background. Local Content ditampilkan secara absurb dan seakan-akan hanya penghias yang tidak penting.
Karya Terbaik 6
Perancangan Iklan Komersial UKM MIE PAK JENGGOT UNGARAN by TRI SUSANTO
Sedangkan karya milik Tri Susanto lebih mengedepankan teknis eksekusi yang detail dan halus. Karya ini juga menunjukkan kualitas skill drawing yang mumpuni dari seorang Tri Susanto. Sayangnya ilustrasi yang baik tidak ditunjang dengan kejelasan pesan. Pesan konotasi muncul dalam ilustrasi sosok manusia yang bergelantungan di atas mie, pesan visual tersebut didukung dengan tagline berbunyi ”mienya gak mudah putus”. Sayang pesan ini menjadi dualitas ketika ada tagline lain yang berbunyi ”kenyal dan nikmat”. Padahal sebuah iklan yang baik hendaknya memiliki Positioning atau pesan tunggal saja. Local content dimunculkan dari motif batik pada mangkok serta produknya yang notabene adalah produk UKM. Dalam menempatkan teks, Tri Susanto masih kurang mempertimbangkan aspek keterbacaan dan efektifitas, hal tersebut bisa dilihat dari body copy yang terlalu banyak sehingga tidak terbaca. Meskipun terdapat beberapa kekurangan, Karya ini memiliki kualitas eksekusi yang patut diacungi jempol dan pantas didaulat menjadi karya terbaik-6.
SALAM
Daniar Wikan Setyanto S.Sn
pak wikan backlink ke blog q pak
BalasHapusfocuz photo studio
studio fotonya anak2 udinus pak
http://focuz-studio.co.cc
thx pak
dkv widya
Mantaaap!
BalasHapus